Kali ini saya akan melanjutkan cerita perjalanan di Malaysia pada postingan sebelumnya.
Good morning Melaka.. (Day 02)
View dari kamar |
Jam 10 pagi proses check out dan van sudah menunggu di lobby. Kami sarapan di sebuah restoran di dekat hotel, saya memesan roti canai kuah kari dengan milo hangat. Rempah kari sangat terasa, sarapan pagi kami cukup memuaskan. Saya lupa nama tempat makan nya, hanya beberapa blok dari hotel, pelanggan etnis India dan Cina mendominasi disana.
Tempat makan deket hotel |
Menu sarapan saya |
National Mosque |
Lelah berjalan kaki, kami kembali ke van, perjalanan dilanjutkan ke Istana Negara dan Dataran Merdeka, beberapa bangunan dengan arsitektur gaya Eropa. Di sekitar Dataran Merdeka, ada Kuala Lumpur City Gallery, dapat di akses dengan berjalan kaki, mengambil foto di sign KL City Gallery harus antrian, biar hasil fotonya maksimal tanpa ada objek yang tidak diinginkan masuk ke dalam foto. Hehe
Istana Negara |
Dataran Merdeka |
Dataran Merdeka |
KL City Gallery |
Wisata tempat bersejarah selesai, waktunya berwisata belanja, inilah momen yang paling saya tunggu tunggu, hunting souvenir, berburu oleh oleh lucu murah meriah untuk keluarga dan sahabat. Yang paling spesialnya adalah belanja coklat khas Malaysia, saya menghabiskan hampir RM 200 untuk coklat doank di Chocolate Boutique yang di Central Market, sehingga untuk belanjaan coklat ini saja memakan bagasi hampir 5 kg.
Kami berenam di drop Thomas di Petailing Street sekitar jam 3 sore, janjian di tempat yang sama lagi jam 5 sore ("emangnya cukup cuma 2 jam?", batin saya), kami menyusuri toko demi toko, lapak demi lapak untuk mendapatkan souvenir dan oleh oleh. Disini saya mendapatkan pajangan meja bergambar Petronas seharga RM 12, pajangan dinding seharga RM 8, magnet kulkas dan jepitan kuku RM 5 untuk 3 pcs, kaos Malaysia RM 25 untuk 3 helai, tas tenteng gambar Malaysia seharga RM 8, gantungan kunci hanya seharga RM 1, berbelanja di Petailing Street atau biasa disebut Chinatown ini harus pintar pintar nawar, kalo engga ya bakal kemahalan. Pedagang nya baik baik kok, asal kita sopan juga. Pedagang disini mayoritas India dan Cina.
Habis menyusuri jalan yang dipenuhi pedagang kiri kanan ini, kami belok kiri ke jalan raya, menyeberang jalan dan luruuuus aja, kami tiba di Central Market atau Pasar Seni, saat masuk ke dalam bangunan sungguh melegakan karena Pasar Seni ini dilengkapi AC, tadi kan panas panasan di sepanjang Petailing Street. Di depan pintu masuk, kami membeli minuman olahan buah segar. Setelah itu kami langsung masuk ke Chocolate Boutique, disinilah saya kalap pilah pilih coklat masukin keranjang, salah toko nya juga sih, sale nya pintar amat, "RM 8 for 5" misalnya, kan berasa murah, apalagi coklat nya udah diiketin pita warna warni per paket nya. Duhhh... Masih milih milih coklat, si Thomas udah nelpon katanya udah nyampe di drop point, kami minta jemput ke Pasar Seni eh kaga bisa katanya macet. Maka kembalilah kita menyusuri jalan yang sama dengan pas pergi tadi, wah kerasa deh jauh nya, yaiyalah tadi pas pergi kan sambil shopping, mana kerasa. Jalan cepat, tiba di van alhasil kaki gempor, tangan pun pegel karena nenteng oleh oleh dan coklat 5 kg. (Lahh, salah elo sendiri 😂)
Kami langsung diantar menuju hotel untuk check in, kali ini kami akan menginap di Hotel Wolo Bukit Bintang untuk 2 malam kedepan. Duduk kelelahan di lobby hotel nungguin si bos yang masih shopping di Suria KLCC, sambil pijit kaki masing masing yang gempor abis jalan cepat 2 kilo.
Sekitar 20 menitan si bos datang dan proses check in, dapet key card kami langsung ke kamar untuk bersih bersih, kali ini kami dikasih kamar family quad yang bisa diisi 4 orang, dengan 2 tempat tidur king size, luas dan homey, pas banget buat kami berempat orang cewek, view ke perempatan jalan bukit bintang, asli ini hotel strategis banget. Si bos dan keluarga juga menempati tipe kamar yang sama di lantai yang berbeda. Sedangkan 2 cowok di kamar twin bed tanpa jendela. Hahaha
Kamar kami di Wolo Hotel Source from thewolo.com |
Kami janjian di lobby jam 7 malam untuk makan malam dan explore bukit bintang. Setelah semua ngumpul, di depan hotel kami menyeberang jalan dan berjalan lurus untuk menuju tempat makan favorit rekomendasi si bos, area bukit bintang ini sangat ramai dan dipenuhi turis dari berbagai belahan dunia, etnis Arab dan Turki duh asli bikin deg degan, yaelah.... Sampai tiba di sebuah restoran dengan menu spesifik Ayam Hainan, kami memesan Ayam Hainan Bakar, daging ayam dengan bumbu yang meresap sempurna, ada appetizer sejenis salad mangga, dan olahan terong. Menu di restoran ini benar benar recommended. Saya sampai kebayang dan ngiler lagi saat nulis ini.
Menu malam itu |
Di restoran Ayam Hainan |
Selesai makan malam, kami mampir ke Miniso Store di seberang jalan, toko dengan brand Jepang ini menjual printilan printilan buat cewek. Saya membeli 2 parfum @20ml seharga RM 15 perbotol, mascara RM 10, hand cream RM 10 isi 2 tube. Dari miniso kami mampir ke Panda Eyes, toko ini menjual tas tas lucu dengan harga terjangkau. Disini saya membeli 2 tas kecil masing masing seharga RM 20 dan RM 25, kualitas kulit cukup bagus untuk harga segitu. Lalu kami masuk ke toko baju yang lagi sale dan lumayan rame, saya mendapatkan kemeja garis garis dengan bahan cukup bagus hanya seharga RM 10. Sepanjang jalan hampir semua toko SALE, wahh kalo aja isi dompet ga terbatas entahlah..
Air mancur depan Pavilion Mall |
Berjalan seakan pake kacamata kuda untuk menghindari godaan SALE, akhirnya kami tiba di Pavillion Mall, berfoto di air mancur depan Pavillion, menyusuri dan mengamati jalanan bukit bintang, mampir di Seven Eleven untuk membeli beberapa cemilan dan saya menemukan es krim milo yang mulai hari itu menjadi es krim favorit saya. Puas berjalan jalan, kami kembali ke hotel dan beristirahat untuk petualangan panjang esok harinya. Sebelum tidur mau kabar kabarin keluarga di Indonesia, dan sungguh menyebalkan karena koneksi sinyal wifi di hotel ini seret parah. Tidur aja deh..
Good morning Kuala Lumpur.. (Day 03)
Sarapan sebelum full day city tour |
Perjalanan hari ini hanya kami berenam bersama Thomas, karna si bos gak ikut kita di kasih uang saku masing masing RM 25, asiiik lumayan, dimulai pukul 8 kami di jemput di depan hotel menuju Menara Kembar Petronas, masih sepi dan ada beberapa orang yang jogging.
Petronas Twin Towers |
KLCC Park |
Batu Caves |
Naik lagi ke van, kami akan menuju Colmar Tropicale, sebuah resort yang terletak di daerah Bukit Tinggi, Berjaya Hills, merupakan resort hotel yang mengusung tema seperti perkampungan di Perancis. Tiket masuk sekitar RM 15, biaya sudah termasuk tiket ke Japanese Village. Sepanjang perjalanan menuju Colmar dikelilingi pepohonan hijau dan asri sepanjang mata memandang, tapi karena menanjak dan berkelok kelok membuat saya cukup mual. Tiba di Colmar Tropicale sekitarnya jam 11 siang, memasuki gerbang depan kami disambut dengan kastil kastil ala Eropa, turun di parkiran lalu kita membeli tiket masuk, cuaca cerah dan cukup terik, hunting foto dimulai, setiap spot di tempat ini sangat instagramable, bener bener berasa di desa Perancis. Selain hotel, disini juga ada resto dan cafe. Kayaknya mahal mahal sih, jadi kita ga cobain makan disini.
Colmar Tropicale |
Colmar Tropicale |
Colmar Tropicale |
Colmar Tropicale |
Colmar Tropicale |
Puas foto foto, kita balik ke parkiran depan Colmar untuk naik free shuttle ke Japanese Village, nunggu beberapa menit shuttle bus datang dan orang orang yang sudah menunggu berebut naik, kayaknya memang gak pake antrian, jadi seperti siapa cepat dia dapat. Sekitar 15 menit perjalanan menanjak berkelok lagi, kami sampai di parkiran Japanese Village. Untuk mencapai rumah dan taman ala Jepang ini, kami harus naik 30an anak tangga, di atas tangga kami di tawarkan foto untuk kenang kenangan yang dapat di ambil saat turun nanti, dilanjutkan berjalan menanjak sekitar 250m, cukup buat bikin ngos ngosan, masuk ke area pedesaan Jepang biasa saja, ada taman taman, pohon dan sungai kecil berbatu (kirain ada pohon sakura nya, hahaha ngimpi.. 😝), ada juga rumah tempat penyewaan kimono, tapi kami ga coba sewa karena harga nya kurang worth it (maklum low budget hehe), lagian review dari blogger yang udah coba sewa kimono disini, katanya kimono nya udah lusuh. Kami memutuskan muter muter aja, lalu balik lagi ke parkiran Japanese, di perjalanan kami membeli foto saat masuk tadi seharga RM 20 lumayan buat kenang kenangan, di parkiran nungguin shuttle bus dan saat datang berebutan naik lagi. Tiba di parkiran Colmar, kami langsung naik ke van, alhamdulillah dapet semriwing AC juga, setelah hampir 2 jam muter muter kepanasan.
Diatas shuttle bus menuju Japanese Village |
Didepan Japanese Village |
Di dalam cable car |
Naik cable car ini kita harus gerak cepat, karena kereta gantung nya ga berhenti sama sekali, dia akan terus berjalan perlahan menurunkan dan menaikkan penumpang di platform yang berseberangan. Masuk kedalam kereta gantung, mulai meninggalkan platform dan beranjak naik, saya mulai merasakan sensasi mendebarkan, pemandangan hutan dan bukit bukit jauh di bawah, 15 menit terasa lama untuk saya yang agak takut berada di ketinggian.
Didalam cable car |
Akhirnya tiba di platform penurunan penumpang, kami mulai explore setiap lantai, di Genting Highlands ini banyak restoran dan gerai makanan franchise maupun lokal, dan tentunya Sky Casino yang terkenal di Asia Tenggara.
Sky Casino |
Sky Avenue |
Capek muter muter gedung dan foto foto, kami kembali menuju tempat naik cable car untuk balik ke lokasi drop point sama si Thomas. Pada saat balik, kami satu kereta dengan satu keluarga asal Malaysia, 5 menit perjalanan cable car tiba tiba berhenti dan bergoyang goyang perlahan di atas ketinggian dengan view hutan belantara dibawah. Glekkk.. Dengan muka pucat, kami semua berdoa agar perjalanan ini aman dan lancar sampai di bawah. 3 kali kereta sempat berhenti, alhamdulillah akhirnya kami tiba di bawah dengan selamat, kata keluarga Malaysia di samping kita sih karena angin kencang membuat kereta gantung nya berhenti berjalan. Ngeriii... Dari lantai 4 turun lagi ke lantai 1, Thomas sudah menunggu di depan pintu masuk, Thomas ngajakin ke kebun Strawberry, tapi kita skip karena udah kelelahan dan lepek. Dari sini kita langsung menuju hotel untuk mandi dan bebersih.
Sampai hotel jam 5 an, kami dan si bos janjian di lobby hotel jam 7 untuk makan malam dan melihat I-City yang merupakan kawasan wisata dengan teknologi lampu lampu digital canggih. Jam 7 di depan hotel Thomas sudah menunggu, kami menuju I-City di daerah Shah Alam, perjalanan sekitar 1 jam lebih diiringi hujan lebat, perpaduan lelah dan dingin bikin saya tidur sepanjang perjalanan, saat tiba di I-City hujan gerimis dan kami makan malam di gerai KFC yang masih berada di dalam komplek ini. Rasa saus sambal di KFC Malaysia jauh berbeda dengan KFC Indonesia, pedas manis dan ada biji cabenya, saya lebih suka rasa saus sambal di Indonesia. (bukan karena saya warga negara Indonesia yaa) Setelah makan, saya bersama Fanny dan Rani memisahkan diri dari rombongan, kami masuk ke KK Mart buat nyari minuman bubuk Milo dan Ovaltine buat dibawa pulang ke Indonesia, memang Milo Malaysia rasanya lebih nyoklat daripada Milo Indonesia.
I-City |
I-City |
I-City |
Masuk ke kawasan I-City ini gratis, tapi untuk mencoba wahana seperti rollercoaster atau 4D simulator bayar di depan pintu masuk masing masing wahana. Kita foto foto gratis aja di depan pohon pohon digital. Jam 10 kita balik ke hotel dan naro belanjaan dari KK Mart tadi. Karena ini malam terakhir kami di KL, kami berenam lanjut nyusurin jalan bukit bintang lagi, keluar masuk toko pakaian, masuk ke store Miniso lagi dan Chocolate Boutique yang di bukit bintang, nambah beli coklat buat oleh oleh. Jam 11 an kami balik ke hotel, di perjalanan mampir ke Watson beli minyak Kwan Loong yang berkhasiat buat hilangin pegel pegel secara kilat. Cuss langsung borong buat orang tua di kampung. Minyak ini direkomendasikan oleh si bos. Mampir lagi di Seven Eleven dekat hotel, beli es krim milo 2 kotak. Nyampe kamar, makan es krim, packing, mandi, oles oles kwan loong dan tepar.
Good morning Kuala Lumpur.. (Day 04)
Hari yang cerah, pegel pegel semalem beneran ilang berkat si kwan loong (top markotop), mandi dan final packing, hari ini adalah terakhir kami di KL, jam 9 pagi kami check out hotel dan beli sarapan di Seven Eleven dekat hotel, menu nasi goreng dan air mineral, kita makan di lobby hotel sambil menunggu Thomas jemput. Perjalanan menuju KLIA2 sekitar 1 jam, tiba di bandara kami punya waktu muter muter di lantai 3, keluar masuk toko dan gerai, alhasil dapet kue pisang harga sekitar RM 2.80, lumayan gede, rasanya legit dan kerasa banget pisangnya. Nyesel cuma beli 2, karena enaakk, lupa merek nya apa.
Terminal keberangkatan KLIA2 |
Pesawat kami berangkat pukul 13.50 waktu lokal, sekitar jam 12 kita check in dan drop bagasi di counter Air Asia, antrian cukup panjang dan ramai. Proses imigrasi pun berjalan lancar. Kami dapat gate Q 19, gate paling belakang dan paling ujung, berjalan cepat sekitar 20 menitan, kami tiba di ruang tunggu, 15 menit duduk di ruang tunggu, panggilan naik pesawat dan saya dapat seat di jendela lagi.
View from the sky |
Good bye Malaysia, see you again soon...
Perjalanan kurang lebih dari satu jam, pesawat mendarat mulus di BIM. Tiba di bandara Indonesia ternyata harus mengisi kartu kedatangan, kok agak ribet ya Indonesia. Hehe.. Proses imigrasi di BIM berjalan lancar, tetapi ada yang agak ngeselin, banyak orang mengatakan orang Indonesia suka serobot antrian, ternyata hal itu juga terjadi di BIM untuk kedatangan internasional. Antrian saya di serobot saat menoleh sebentar ke belakang, oleh seorang ibu ibu dan anaknya yang mungkin udah umur 20 an juga. Wahh parah yaa, memang budaya antri masih kurang tertanam. Geleng geleng aja deh
Dari konter imigrasi, ambil bagasi, menuju pintu keluar, naik Damri turun di depan Plaza Andalas, sambung naik taksi menuju kosan. Haii room sweet room..
Sampai ketemu di postingan saya selanjutnya ya.
Terimakasih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar