Minggu, 08 Desember 2019

Singapura dengan sejuta cerita.. (Part 2)

Assalamualaikum...





Maafkan saya ya, karena part 2 yang berjeda cukup lama. Mari kita lanjut cerita hari kedua.

Day 2 : 10 Februari 2018

Sekitar jam 7 pagi kami turun ke lantai 5 hotel untuk sarapan, di restoran bernama Blue Jasmine ini menyajikan pilihan menu breakfast yang sangat beragam. Menu di restoran ini halal ya, bisa jadi referensi dan rekomendasi hotel saat kamu para muslim mengunjungi Singapura. Sebagai pemanasan, saya memilih cereal cornflakes dan diikuti dimsum dengan beberapa lembar daging ham plus mashed potato.


Breakfast @ Park Hotel

Di grup Whatsapp, tour leader mengabari kami untuk berkumpul jam 8 di lobby hotel. Setelah peserta lengkap, kami naik bus pariwisata dan tour hari ini dimulai menuju China Town. China Town dulunya merupakan pusat para imigran yang berasal dari Tiongkok. Perpaduan nuansa kuno dan masa kini terlihat kontras, kuil bersejarah dan gerai pengobatan tradisional berdampingan dengan bar bar masa kini dan gerai gaya hidup modern.


Buddha Tooth Relic Temple & Museum
Kuil kuno dan bangunan modern yang kontras

Karena masih pagi, di China Town kami hanya berfoto bersama berlatarkan Buddha Tooth Relic Temple & Museum. Lalu mengambil beberapa foto di dinding mural dekat tangga.


Foto bersama di Chinatown

Chinatown Singapore

Salah satu mural di Chinatown

Selesai berfoto kami kembali ke bus dan menuju Hotel Boss di kawasan Bugis untuk inspeksi pengenalan tipe kamar dan fasilitas dalam hotel.


View dari salah satu kamar di Hotel Boss

View dari kamar lainnya

Tiba di Hotel Boss, kami diajak berkeliling hotel oleh seorang marketing hotel yang menyambut kedatangan kami di lobby. Ini merupakan salah satu rundown acara, yang dengan harapan bersama  dapat menambah wisatawan Indonesia untuk datang ke Singapura dan menginap di Hotel Boss.  Sebenarnya kami juga dijadwalkan inspeksi ke Hotel Marina Bay Sands, tetapi batal karena sepertinya pihak hotel cukup sibuk.  Kembali ke Hotel Boss, lokasi hotel cukup strategis, berada di tepi jalan raya dan dekat dengan Mesjid Sultan dan Bugis MRT Station. Fasilitas cukup lengkap, ada kolam renang outdoor dan juga ada banyak restoran tepat disamping hotel.

Spot di kolam renang Hotel Boss
Selesai inspeksi, kami diberi souvenir hotel berupa dompet tempat paspor bermerek Hotel Boss.


Souvenir dari Hotel Boss

Keluar hotel jam menunjukkan pukul 12 siang, kami langsung makan siang ke restoran The Banana Leaf Apolo, populer dalam menyajikan makanan khas India Selatan dan sesuai namanya restoran ini terkenal dengan makanan yang disajikan langsung diatas daun pohon pisang asli. Tapi entah kenapa saat itu kami disajikan makan hanya diatas piring berbahan melamin yang bermotif daun pohon pisang. Apakah pada saat kami datang daun pohon pisang nya sedang habis dan belum restock ya? Entahlah 😂 Sampai sekarang saya belum tahu jawabannya, saat itu juga tidak kepikiran untuk menanyakan perihal itu kepada guide karena terlanjur excited dengan penampakan nasi briyani dan ayam khas India nya hahaha


Piring bercorak daun pohon pisang
Makanan dihidangkan langsung kedalam piring oleh dua pramusaji beretnis India, kloter pertama mereka menyajikan nasi briyani ke masing masing piring peserta, kloter kedua mereka membagikan satu potong ayam, kloter ketiga sayuran dan kuah pelengkap, dan kloter keempat mereka menyajikan air minum. Beberapa peserta cowok sempat meminta refill nasi dan ayam, padahal porsi awal sudah jumbo sekali menurut saya hahahah


Nasi briyani komplit dan kerupuk bernama "papadum"

Selesai makan besar di Banana Leaf 😅 kami melanjutkan perjalanan menuju Little India. Sama halnya dengan di China Town, Little India adalah tempat berkumpulnya etnis India, disini pedagang tradisional India juga berdampingan dengan toko toko dan restoran modern.


Little India

Little India
Bangunan kuno dan bangunan modern

Little India merupakan salah satu distrik paling ramai di Singapura, disini kamu bisa mengeksplorasi kuil akulturasi Hindu dan Tionghoa, mesjid dan gereja yang berdampingan dan saling menghargai satu sama lain. Kami menyusuri gang dan lorong untuk menemukan mural sebagai latar foto.


Mural di Little India

Mural di Little India

Puas mengambil foto di Little India yang semarak, kami lanjut menuju ikon kota Singapura, apalagi kalau bukan Patung Merlion, tempat berkumpulnya turis dari seluruh penjuru dunia, katanya belum ke Singapura jika belum berfoto disini.


Marina Bay Sands Singapore

Merlion Singapore

Karena sudah siang, tempat wisata ini sangat ramai, tapi berkat luasnya pelataran disekitar Patung Merlion, masih memungkinkan kita untuk mendapatkan spot foto foto yang bagus berlatarkan Merlion, Marina Bay Sands dan juga Esplanade.


Foto bersama
Sinar matahari cukup terik dan kami tentu saja tidak patah semangat untuk mengambil spot foto dari berbagai sudut dan angle haha 😁 kelar foto bersama dengan spanduk acara, kami melanjutkan berjalan kaki beberapa menit menuju Gardens by the Bay.


Gardens by the Bay

Taman kota yang sangat luas ini mencakup lebih dari 101 hektar lahan reklamasi. Gardens by the Bay menawarkan suguhan taman bunga luas dengan puluhan ribu spesies. Terdiri dari dua area utama, Bay South Garden dan Bay East Garden. Bay South Garden adalah kebun raya terbesar diantara yang satunya lagi.


Bay South Garden
Saat kunjungan kami ke Gardens by the Bay adalah periode sebelum Imlek, jadi dekorasi taman nya bertemakan Imlek, tema dekorasi taman berganti ganti mengikuti musim bunga, hari hari perayaan besar atau peringatan tertentu.


Happy Lunar New Year

Dekorasi taman bertemakan Imlek

Flower Dome

Di Flower Dome ini terhampar sekitar 30.000 jenis bunga dari 150.000 spesies berbeda yang diambil dari seluruh dunia. Suhu di ruangan rumah kaca ini kering namun tetap sejuk disesuaikan dengan suhu yang dibutuhkan bunga bunga. Flower Dome ini ditata sedemikian rupa menyerupai taman taman Mediterania yang luas dan indah. Disetiap jenis bunga berisikan info lengkap bunga seperti nama dan negara asal bunga.


Bunga di Flower Dome

Bunga di Flower Dome

Bunga di Flower Dome

Bunga di Flower Dome

Bunga di Flower Dome

Flower Dome

Jangan lewatkan juga Supertrees yang sangat besar disini, kebun raya vertikal berbentuk pohon ini tingginya sekitar 9-16 lantai. Berjalan di jembatan gantung yang bernama OCBC Skywalk, jembatan ini menghubungkan dua Supertrees untuk menikmati pemandangan kebun raya dari atas, walaupun saat berjalan diatas jembatan bikin deg degan karena angin yang lumayan kencang. Katanya pada malam hari biasanya akan ada koreografi cahaya dan suara di Garden Rhapsody diantara Supertrees, tapi sayang kami mengunjunginya pada siang hari. Semoga kapan kapan bisa balik kesini lagi.


View dari atas jembatan gantung antar Supertrees

Satu lagi yang unik di Garden by the Bay adalah Cloud Forest. Tumbuh tumbuhan didalam rumah kaca dengan suhu yang sejuk, ada sebuah replika gunung setinggi 35 meter diselimuti kabut dan tanaman yang rimbun menyerupai hutan tropis mengelilingi air terjun buatan dalam ruangan tertinggi di dunia. Kabut dan hawa dingin buatan didalam dome ini menambah kesan hutan yang sejuk dan asri. Kecantikan alami kebun raya yang diwujudkan Singapura di dalam ruangan kaca. Singapura memang selalu maksimal dalam membuat sebuah tempat wisata. Super indahhh dan membuat terkesima setiap orang yang mengunjunginya.


Foto bersama

Cloud Forest
Cloud Forest

Tak terasa, kami sudah menghabiskan waktu berjam jam di Garden by the Bay. Sudah jam 6 sore dan kami menuju Kublai Khan Mongolian BBQ Restaurant berlokasi di Clarke Quay untuk menikmati dinner.

Clarke Quay
Restoran ini menyajikan sistem buffet makan sepuasnya, harga nya 18 SGD perorang. Menu nya beragam, mulai dari Mongolian BBQ yang kita bisa racik sendiri bumbunya lalu kita minta chef yang standby untuk memasaknya diiringi aksi aksi keren. Lalu ada sajian western, chinese, japanese, korean, berbagai jenis soup, dessert, buah potong segar, es krim, dan berbagai macam jenis minuman manis. Saya ga bisa cicipin semuanya karena baru dua macam makanan saya udah kekenyangan. Yaelah ga mau banget rugi ya hahaha 😂


Kublai Khan

Kublai Khan

Kublai Khan

Sekitar jam 8 malam kami diantar kembali kehotel, acara bebas dimalam kedua, ga capek karena seharian ga banyak jalan kaki, beberapa peserta bikin acara bebas berkelompok, ada yang keluar ketemuan dengan teman atau kenalan, ada yang jalan jalan sekitar hotel, saya dan 3 orang peserta lainnya memutuskan untuk mencoba sarana transportasi umum Singapura, yaitu Monarail Train (MRT).

Situasi didalam MRT

Wefie didalam MRT
Saya sempat sempatnya ganti baju wkwk

Kami menginap di Park Hotel di kawasan Farrer Park, yang mana hotel ini terintegrasi dan ada akses langsung ke stasiun MRT Farrer Park. Kami belajar cara membeli tiket kereta di mesin tiket menuju stasiun MRT Orchard. Saat naik gerbong kereta yang kami naiki penuh, jadi kami berdiri hingga melewati dua stasiun. Tiba di Orchard Road, kami berjalan jalan dan berfoto disekitar distrik paling ramai di Singapura tersebut.

Orchard Road

Orchard Road

Orchard Road

Kembali ke hotel dengan cara yang sama, sampai kamar, mandi, berkabar dengan anggota keluarga di Indonesia, lalu tidur mengisi energi untuk petualangan esok hari yang lebih berat. Kenapa berat? Iya beraaattt, silahkan nanti baca di part 3 ya, beneran gempor naudzubillah.

Selamat malam dan sampai jumpa di Part 3 😉

Jumat, 18 Januari 2019

Singapura dengan sejuta cerita.. (Part 1)

Assalamualaikum...



Masjid Sultan

Bermula dari undangan seminar Indonesia Air Asia di Hotel Grand Inna Padang pada tanggal 18 Januari 2018. Karena pada saat hari H saya lumayan banyak kerjaan dan quotation, maka kantor tidak mengirim perwakilan untuk seminar tersebut. Tanggal 03 Februari 2018, bos dihubungi oleh perwakilan Air Asia agar mengirim satu perwakilan untuk mengikuti Fam Trip Pdg-Sin-Pdg pada 09-12 Februari 2018. Karena si bos ada urusan lain, maka saya lah yang dikirim untuk mengikuti acara tersebut. Acara ini merupakan kerjasama Indonesia Air Asia dengan Singapore Tourism Board (STB) untuk pengenalan wisata halal di Singapura beserta merayakan di buka nya rute baru Air Asia direct dari Padang tujuan ke Singapura, mitra dari tour & travel dan wartawan dari beberapa surat kabar juga diundang..Tanggal 05 Februari 2018, saya dikirimi email rundown acara beserta tiket pesawat pulang pergi. Cukup dadakan sih, but it's okay.

Day 1 : 09 Februari 2018

Setelah packing light di malam harinya, jam 8 pagi saya tiba di Bandara Internasional Minangkabau (BIM). Sehari sebelumnya saya diundang ke Group WhatApp Fam Trip ini, berdasarkan informasi dari admin group kami diminta berkumpul di CFC BIM untuk perkenalan sesama peserta dan juga breakfast bersama beserta pembagian kaos seragam yang akan dipakai saat tour esok hari nya.



Breakfast @ CFC BIM

Selesai sarapan, kami menuju counter check in untuk drop bagasi, naik ke lantai 2, cap paspor di konter imigrasi dan duduk di ruang tunggu. Kami di beri briefing singkat oleh pimpinan STB dari Jakarta dan juga oleh perwakilan dari Lily Tour & Travel Jakarta yang mengurus semua keperluan tour dan akomodasi semua peserta nantinya. Tiba panggilan untuk menaiki pesawat, di depan pintu garbarata menuju pesawat, disambut oleh pengalungan bunga oleh staff bandara yang berpakaian khas Minangkabau. Beberapa kali foto bersama, hingga kami semua menaiki pesawat.



Foto bersama di BIM


Meal on board


Tiba di Changi International Airport pukul 11.55, kami mendarat di Terminal 4 yang masih sangat baru. Disambut oleh perwakilan Air Asia dan STB , kami pun di ajak berfoto bersama kembali untuk dokumentasi.



Foto bersama di Changi International Airport

Terminal 4


Changi International Airport

Menuju tempat pengambilan bagasi dan proses cap paspor di konter imigrasi berjalan cepat dan lancar. Setelah itu, di arrival hall beberapa peserta mampir ke money changer di bandara untuk menukarkan IDR ke SGD, saya sendiri sudah menukarkan SGD di Vito money changer Padang untuk kebutuhan pribadi, disamping itu saya juga sudah dikasih uang saku oleh kantor. Beberapa peserta juga membeli kartu perdana provider milik Singapura agar dapat tetap terhubung dengan keluarga dan kolega. Sedangkan saya sendiri, karena perjalanan ini termasuk dinas kantor sebelum berangkat nomor seluler saya sudah didaftarkan paket roaming oleh si bos. 



Money changer


Wefie pertama dengan peserta lain

Tiba di pintu kedatangan, kami sudah disambut oleh Ibu Azizah sang guide yang akan menemani kami 3 hari kedepan. Ibu Azizah adalah warga negara asli Malaysia yang juga fasih berbahasa Indonesia. Kami pun menaiki bus pariwisata yang sudah disiapkan, sekitar 20 menit perjalanan kami tiba di Kampong Glam untuk explore Masjid Sultan dan Haji Lane yang terkenal. Karena hari Jum'at, peserta lelaki menunaikan Sholat Jum'at berjamaah di Mesjid Sultan sembari para perempuan keliling cari spot berfoto di sekitarnya.


Masjid Sultan


Masjid Sultan


Masjid Sultan


Haji Lane

Setelah berkumpul kembali di titik kumpul yang udah di sepakati sebelumnya, kami diajak makan siang ke Hjh.Maimunah Restaurant, salah satu restoran halal di Singapura. Menunya di hidang mirip seperti Indonesia, ada ayam goreng, telor goreng dan beberapa jenis sayuran.




Hjh.Maimunah Restaurant


Hjh.Maimunah Restaurant

Selesai makan, kami menuju Pulau Sentosa. Tujuan pertama The Maritime Experiential Museum, Singapura merupakan negara maritim yang dulunya terkenal dengan pelabuhan dan salah satu pusat perdagangan dunia. Di museum ini, kita bisa melihat sejarah kemaritiman negara Singapura, berbagai macam jenis miniatur kapal di jaman dahulu, seni mengikat simpul, dan juga belajar navigasi.



The Maritime Experiential Museum


The Maritime Experiential Museum


The Maritime Experiential Museum


The Maritime Experiential Museum


The Maritime Experiential Museum


The Maritime Experiential Museum

The Maritime Experiential Museum


The Maritime Experiential Museum

Yang paling menarik adalah Typhoon Theatre, ruangan dengan tempat duduk dan layar proyektor,bercerita seakan diatas kapal abad ke-9 dilengkapi simulasi special effect, berasa seperti benar benar sedang berlayar, di akhir cerita kapal akan dihantam badai yang dahsyat dan kapal karam di lautan. It feels sooo real !! Terutama saat kapal dihantam badai kita benar benar di siram percikan air layaknya badai di kapal sungguhan dan saat kapal tenggelam kursi yang diduduki benar benar turun kebawah. Looks like lift down, Singapore memang tidak main main membuat sebuah tempat wisata.



The Maritime Experiential Museum

Puas di siram di Typhoon Theatre, kami berpindah ke SEA Aquarium, masih satu lokasi berdekatan dengan The Maritime Experiential Museum, tempat wisata disini terintegrasi satu sama lain, sehingga mudah di akses dengan berjalan kaki.



SEA Aquarium


SEA Aquarium

Akuarium ini merupakan salah satu akuarium terbesar di dunia. SEA Aquarium memiliki sekitar 100.000 hewan laut dengan 800 species, saking besarnya akuarium ini memiliki 49 ruangan yang dibuat menyerupai habitat asli species laut tersebut. Boleh dibilang SEA Aquarium adalah salah satu miniatur dunia bawah laut terbaik buatan manusia.



SEA Aquarium

Disini saya menikmati waktu untuk memanjakan mata melihat indahnya dunia bawah laut buatan milik Singapura. My heart felt in love to jellyfish yang bisa berubah warna warni. Unyu menggemaskan, tapi sangat beracun. Cerita dari guide nya, jika sempat tersengat, bisa menyebabkan lumpuh bahkan kematian. Si unyu yang mematikan haha



SEA Aquarium

Tonton video pendek si ubur ubur unyu






Keluar dari SEA Aquarium, kami berjalan menuju Trick Eye Museum, berisi puluhan spot foto yang dilengkapi teknik ilusi yang membuat gambar 2 dimensi menjadi hidup. Saat masuk, kami diminta untuk mengunduh TrickEye App untuk mendapatkan hasil foto dengan ilusi.





Trick Eye Museum

Trick Eye Museum

Hasil foto dari TrickEye App berbeda dengan hasil foto dari kamera hp biasanya. Puas berfoto sana sini, kami menuju bola dunia bertuliskan Universal yang berada di depan Universal Studio Singapore, ini merupakan spot foto wajib saat berada di Resort World Sentosa.




Universal Studio Singapore

Kami ga masuk ke wahana USS dikarenakan waktu sudah senja, peserta yang muslim melaksanakan jamak sholat di basement RWS, setelah itu kami melanjutkan makan malam di Good Old Days lokasi masih di sekitaran RWS, makan malam bertema dinner buffet dengan sistem makan sepuasnya. Saya tidak sempat foto foto karena sudah kalap milih milih makanan :D




Good Old Days Sentosa

Waktu menunjukkan pukul 19.00, kami menuju lokasi pertunjukan Wings of Time (WOT), merupakan pertunjukan yang menampilkan water display, laser show, fire effect, music dan tentu saja menakjubkan. Show canggih ini berdurasi 30 menit dan memanjakan mata, klimaks nya semua elemen, air, api, laser dan tentu saja fireworks sebagai penutup pertunjukan yang spektakuler.



Menunggu pertunjukan dimulai


Wings of Time


Wings of Time


Wings of Time


Wings of Time


Wings of Time

Selesai show ini saya merasa sangat bahagia dan terhibur. It was really fun..Sudah pukul 8 malam, kami naik lagi ke bus dan di antar menuju Park Hotel Farrer Park berlokasi di Little India. Proses check in oleh guide berjalan cepat, kami dibagikan key card  dengan kamar based on twin sharing. Saya mendapat kamar di lantai 10 dan sekamar dengan ibu pemilik salah satu tour travel di Padang.



Reception desk @ Park Hotel


Kamar twin bed

Naik lift ke lantai 10, masuk kamar, saya beberes barang bawaan dan mandi. And wow, the smell of their toiletries it was so soothe.



Toiletries @ Park Hotel

Setelah mandi dan mengabari anggota keluarga di Indonesia, saya tidur untuk recharge energi buat tour panjang esok harinya.


Goodnight dan sampai jumpa besok.



Singapura dengan sejuta cerita.. (Part 2)

Assalamualaikum... Maafkan saya ya, karena part 2 yang berjeda cukup lama. Mari kita lanjut cerita hari kedua. Day 2 : 10 Febr...