Minggu, 26 November 2017

Bikin paspor baru di Kantor Imigrasi Padang..

Assalamualaikum

Saya akan bercerita pengalaman bikin paspor baru di Kantor Imigrasi Padang.

Sebelumnya, saya sudah menyiapkan dokumen pembuatan paspor, yaitu KTP, Kartu Keluarga, dan Akte Kelahiran (kalo ga punya akte lahir, bisa diganti dengan Ijazah Terakhir). Semuanya asli dan di fotocopy masing masing 1 lembar. Karena KTP saya bukan domisili Padang, saya menyiapkan Surat Keterangan Kerja dari kantor untuk jaga jaga siapa tau butuh dokumen pendukung.

Pagi sekitar jam 6, saya di jemput Rani teman kantor kekosan untuk berangkat bareng ke Kantor Imigrasi yang berada di jalan khatib sulaiman. Kantor Imigrasi nya sendiri buka jam 8, tapi dari jam 5 subuh orang sudah mulai antri. Saat kami tiba, sudah ada antrian sekitar 20 orang. Kami masuk barisan antrian, dalam satu jam saja antrian di belakang kami sudah mengular panjang hingga ke pagar depan Kantor Imigrasi. Saya memperhatikan, banyak orang yang baru datang tidak masuk antrian dan berdiri acak di dekat pintu masuk kantor imigrasi dan benar saja saat jam 8 teng pintu imigrasi di buka dari dalam oleh petugas, orang orang yang berdiri acak di depan tadi langsung menyerobot masuk dan mengambil tempat duduk bagian depan. Kami yang sudah antri dari beberapa jam yang lalu, bahkan mereka yang udah datang dari subuh, mendapatkan tempat duduk di belakang mereka yang baru datang. Duhh bener bener yaa, budaya antri memang masih belum tertanam di diri masing masing.

Satpam mulai membagikan nomor antrian, memanggil orang satu persatu berdasarkan antrian awal, saat di panggil dokumen di cek dan di minta berfoto di sebuah mesin seperti di bank, yang foto nya nanti akan terpampang di layar saat nomor antrian kita di panggil. Saya mendapat nomor antrian 38 dan Rani nomor 37.

Sekitar jam 10 an, tiba panggilan nomor antrian 38, saya membawa map berisi dokumen menuju meja petugas imigrasi, saya di layani seorang wanita berjilbab dan ramah. Dia mengecek dokumen dan menanyakan apa keperluan saya mengurus paspor. Saya menjawab untuk liburan kantor. Dokumen asli saya di kembalikan. Surat keterangan kerja pun juga di balikin, katanya saya ga perlu dokumen pendukung. Alhamdulillah

Disuruh duduk lagi dan nunggu panggilan buat ambil foto paspor, sekitar 40 menit an nomor antrian saya di panggil untuk masuk ke ruang foto. Hari itu saya memakai baju berwarna putih polos, bener bener ga kepikiran kalo bakal foto dengan latar belakang warna putih (padahal udah sering banget liat dan ngecek paspor orang yang ngurus visa di kantor duhh..), saya di pinjamin blazer berwarna hitam oleh petugas imigrasi, kayaknya mereka memang nyediain, karena saya lihat ada beberapa jas dan blazer berbagai ukuran. Kelar foto beberapa kali shoot, akhirnya kata bapaknya udah bagus, di suruh scan sidik jari di mesin, selesai dan si bapak ngasih kertas print an untuk pembayaran Rp 355.000,-  harus dilakukan di Bank BNI, tidak ada transaksi duit di kantor imigrasi. Disuruh datang 3 hari lagi untuk pengambilan paspor.

Oke beres, saya dan Rani keluar kantor imigrasi sekitar pukul 11 siang, kami langsung menuju Bank BNI untuk membayar biaya pembuatan paspor. Tiba di bank, kayak biasa aja sih ambil antrian teller dan tunggu panggilan, bayar Rp 355.000,- dan dikasih bukti pembayaran oleh si mbak teller. Dari bank, kami langsung menuju kantor.

Ternyata bikin paspor baru itu mudah asalkan dokumen lengkap dan data sinkron satu sama lain, setengah hari aja kelar kok.


Tiga hari kemudian..

Saya dan Rani datang ke kantor imigrasi sekitar jam 10 an, antrian pengambilan paspor lumayan ramai, kami dapat antrian nomor 60 an, nomor kami di panggil sekitar jam 1 an, kasih bukti pembayaran dan tunggu lagi nama kita di panggil, karena paspor nya dicariin dulu. Sekitar 15 menit, akhirnya paspor di tangan, beresss.

Kantor Imigrasi Padang pelayanannya bagus dan juga mempermudah orang yang memiliki KTP luar kota Padang.

Sampai ketemu di postingan selanjutnya ya.

Terimakasih

Sabtu, 25 November 2017

Pengalaman pertama kali liburan keluar negeri.. (Part 2)

Assalamualaikum

Kali ini saya akan melanjutkan cerita perjalanan di Malaysia pada postingan sebelumnya.


Good morning Melaka.. (Day 02)




View dari kamar

Cuaca sejuk pagi itu, beberapa teman bersiap untuk berenang di swimming pool hotel. Saya memilih duduk santai di balkon kamar menghirup udara segar sambil menyeruput secangkir kopi hangat. Selesai ngopi, saya mandi dan packing koper karena kami akan early check out dan sarapan di luar hotel.

Jam 10 pagi proses check out dan van sudah menunggu di lobby. Kami sarapan di sebuah restoran di dekat hotel, saya memesan roti canai kuah kari dengan milo hangat. Rempah kari sangat terasa, sarapan pagi kami cukup memuaskan. Saya lupa nama tempat makan nya, hanya beberapa blok dari hotel, pelanggan etnis India dan Cina mendominasi disana.



Tempat makan deket hotel


Menu sarapan saya

Perjalanan hari ini menuju Kuala Lumpur untuk city tour, sudah siang hari saat kami tiba, tour dimulai dengan mengunjungi National Mosque, cukup ramai dengan turis dari berbagai negara, kebanyakan Jepang sama Thailand sih. Cuaca panas terik, tapi kami tidak patah semangat untuk mengelilingi dan mengambil foto di komplek mesjid yang luas dan indah ini.



National Mosque

Lelah berjalan kaki, kami kembali ke van, perjalanan dilanjutkan ke Istana Negara dan Dataran Merdeka, beberapa bangunan dengan arsitektur gaya Eropa. Di sekitar  Dataran Merdeka, ada Kuala Lumpur City Gallery, dapat di akses dengan berjalan kaki, mengambil foto di sign KL City Gallery harus antrian, biar hasil fotonya maksimal tanpa ada objek yang tidak diinginkan masuk ke dalam foto. Hehe



Istana Negara


Dataran Merdeka 


Dataran Merdeka 


KL City Gallery 

Wisata tempat bersejarah selesai, waktunya berwisata belanja, inilah momen yang paling saya tunggu tunggu, hunting souvenir, berburu oleh oleh lucu murah meriah untuk keluarga dan sahabat. Yang paling spesialnya adalah belanja coklat khas Malaysia, saya menghabiskan hampir RM 200 untuk coklat doank di Chocolate Boutique yang di Central Market, sehingga untuk belanjaan coklat ini saja memakan bagasi hampir 5 kg.

Kami berenam di drop Thomas di Petailing Street sekitar jam 3 sore, janjian di tempat yang sama lagi jam 5 sore ("emangnya cukup cuma 2 jam?", batin saya), kami menyusuri toko demi toko, lapak demi lapak untuk mendapatkan souvenir dan oleh oleh. Disini saya mendapatkan pajangan meja bergambar Petronas  seharga RM 12, pajangan dinding seharga RM 8, magnet kulkas dan jepitan kuku RM 5 untuk 3 pcs, kaos Malaysia RM 25 untuk 3 helai, tas tenteng gambar Malaysia seharga RM 8, gantungan kunci hanya seharga RM 1, berbelanja di Petailing Street atau biasa disebut Chinatown ini harus pintar pintar nawar, kalo engga ya bakal kemahalan. Pedagang nya baik baik kok, asal kita sopan juga. Pedagang disini mayoritas India dan Cina.

Habis menyusuri jalan yang dipenuhi pedagang kiri kanan ini, kami belok kiri ke jalan raya, menyeberang jalan dan luruuuus aja, kami tiba di Central Market atau Pasar Seni, saat masuk ke dalam bangunan sungguh melegakan karena Pasar Seni ini dilengkapi AC, tadi kan panas panasan di sepanjang Petailing Street. Di depan pintu masuk, kami membeli minuman olahan buah segar. Setelah itu kami langsung masuk ke Chocolate Boutique, disinilah saya kalap pilah pilih coklat masukin keranjang, salah toko nya juga sih, sale nya pintar amat, "RM 8  for 5" misalnya, kan berasa murah, apalagi coklat nya udah diiketin pita warna warni  per paket nya. Duhhh... Masih milih milih coklat, si Thomas udah nelpon katanya udah nyampe di drop point, kami minta jemput ke Pasar Seni eh kaga bisa katanya macet. Maka kembalilah kita menyusuri jalan yang sama dengan pas pergi tadi, wah kerasa deh jauh nya, yaiyalah tadi pas pergi kan sambil shopping, mana kerasa. Jalan cepat, tiba di van alhasil kaki gempor, tangan pun pegel karena nenteng oleh oleh dan coklat 5 kg.  (Lahh, salah elo sendiri 😂)

Kami langsung diantar menuju hotel untuk check in, kali ini kami akan menginap di Hotel Wolo Bukit Bintang untuk 2 malam kedepan. Duduk kelelahan di lobby hotel nungguin si bos yang masih shopping di Suria KLCC, sambil pijit kaki masing masing yang gempor abis jalan cepat 2 kilo.
Sekitar 20 menitan si bos datang dan proses check in, dapet key card kami langsung ke kamar untuk bersih bersih, kali ini kami dikasih kamar family quad yang bisa diisi 4 orang, dengan 2 tempat tidur king size, luas dan homey, pas banget buat kami berempat orang cewek, view ke perempatan jalan bukit bintang, asli ini hotel strategis banget. Si bos dan keluarga juga menempati tipe kamar yang sama di lantai yang berbeda. Sedangkan 2 cowok di kamar twin bed tanpa jendela. Hahaha



Kamar kami di Wolo Hotel
Source from thewolo.com

Kami janjian di lobby jam 7 malam untuk makan malam dan explore bukit bintang. Setelah semua ngumpul, di depan hotel kami menyeberang jalan dan berjalan lurus untuk menuju tempat makan favorit rekomendasi si bos, area bukit bintang ini sangat ramai dan dipenuhi turis dari berbagai belahan dunia, etnis Arab dan Turki duh asli bikin deg degan, yaelah.... Sampai tiba di sebuah restoran dengan menu spesifik Ayam Hainan, kami memesan Ayam Hainan Bakar, daging ayam dengan bumbu yang meresap sempurna, ada appetizer sejenis salad mangga, dan olahan terong. Menu di restoran ini benar benar recommended. Saya sampai kebayang dan ngiler lagi saat nulis ini.



Menu malam itu


Di restoran Ayam Hainan

Selesai makan malam, kami mampir ke Miniso Store di seberang jalan, toko dengan brand Jepang ini menjual printilan printilan buat cewek. Saya membeli 2 parfum @20ml seharga RM 15 perbotol, mascara RM 10, hand cream RM 10 isi 2 tube. Dari miniso kami mampir ke Panda Eyes, toko ini menjual tas tas lucu dengan harga terjangkau. Disini saya membeli 2 tas kecil masing masing seharga RM 20 dan RM 25, kualitas kulit cukup bagus untuk harga segitu. Lalu kami masuk ke toko baju yang lagi sale dan lumayan rame, saya mendapatkan kemeja garis garis dengan bahan cukup bagus hanya seharga RM 10. Sepanjang jalan hampir semua toko SALE, wahh kalo aja isi dompet ga terbatas entahlah..



Air mancur depan Pavilion Mall

Berjalan seakan pake kacamata kuda untuk menghindari godaan SALE, akhirnya kami tiba di Pavillion Mall, berfoto di air mancur depan Pavillion, menyusuri dan mengamati jalanan bukit bintang, mampir di Seven Eleven untuk membeli beberapa cemilan dan saya menemukan es krim milo yang mulai hari itu menjadi es krim favorit saya. Puas berjalan jalan, kami kembali ke hotel dan beristirahat untuk petualangan panjang esok harinya. Sebelum tidur mau kabar kabarin keluarga di Indonesia, dan sungguh menyebalkan karena koneksi sinyal wifi di hotel ini seret parah. Tidur aja deh..


Good morning Kuala Lumpur.. (Day 03)



Sarapan sebelum full day city tour

Perjalanan hari ini hanya kami berenam bersama Thomas, karna si bos gak ikut kita di kasih uang saku masing masing RM 25, asiiik lumayan, dimulai pukul 8 kami di jemput di depan hotel menuju Menara Kembar Petronas, masih sepi dan ada beberapa orang yang jogging.



Petronas Twin Towers


KLCC Park

Puas berfoto berlatarkan Twin Towers, kami melanjutkan perjalanan ke Batu Caves, disini ada patung Dewa Murugan bercat emas yang merupakan patung Dewa Hindu tertinggi di dunia, kuil ini merupakan tempat ibadah bagi penganut agama Hindu, kami tidak menaiki anak tangga menuju goa, karena sisa gempor kemaren masih belum hilang, hanya berfoto di pelataran dengan kawanan burung dara berlatarkan patung Dewa Murugan dan 272 anak tangga. Tak jauh dari pelataran parkir arah ke kiri, ada patung Hanoman berwarna hijau.


Batu Caves

Naik lagi ke van, kami akan menuju Colmar Tropicale, sebuah resort yang terletak di daerah Bukit Tinggi, Berjaya Hills, merupakan resort hotel yang mengusung tema seperti perkampungan di Perancis. Tiket masuk sekitar RM 15, biaya sudah termasuk tiket ke Japanese Village. Sepanjang perjalanan menuju Colmar dikelilingi pepohonan hijau dan asri sepanjang mata memandang, tapi karena menanjak dan berkelok kelok membuat saya cukup mual. Tiba di Colmar Tropicale sekitarnya jam 11 siang, memasuki gerbang depan kami disambut dengan kastil kastil ala Eropa, turun di parkiran lalu kita membeli tiket masuk, cuaca cerah dan cukup terik, hunting foto dimulai, setiap spot di tempat ini sangat instagramable, bener bener berasa di desa Perancis. Selain hotel, disini juga ada resto dan cafe. Kayaknya mahal mahal sih, jadi kita ga cobain makan disini.



Colmar Tropicale


Colmar Tropicale


Colmar Tropicale


Colmar Tropicale


Colmar Tropicale

Puas foto foto, kita balik ke parkiran depan Colmar untuk naik free shuttle ke Japanese Village, nunggu beberapa menit shuttle bus datang dan orang orang yang sudah menunggu berebut naik, kayaknya memang gak pake antrian, jadi seperti siapa cepat dia dapat. Sekitar 15 menit perjalanan menanjak berkelok lagi, kami sampai di parkiran Japanese Village. Untuk mencapai rumah dan taman ala Jepang ini, kami harus naik 30an anak tangga, di atas tangga kami di tawarkan foto untuk kenang kenangan yang dapat di ambil saat turun nanti, dilanjutkan berjalan menanjak sekitar 250m, cukup buat bikin ngos ngosan, masuk ke area pedesaan Jepang biasa saja, ada taman taman, pohon dan sungai kecil berbatu (kirain ada pohon sakura nya, hahaha ngimpi.. 😝), ada juga rumah tempat penyewaan kimono, tapi kami ga coba sewa karena harga nya kurang worth it (maklum low budget hehe), lagian review dari blogger yang udah coba sewa kimono disini, katanya kimono nya udah lusuh. Kami memutuskan muter muter aja, lalu balik lagi ke parkiran Japanese, di perjalanan kami membeli foto saat masuk tadi seharga RM 20 lumayan buat kenang kenangan, di parkiran nungguin shuttle bus dan saat datang berebutan naik lagi. Tiba di parkiran Colmar, kami langsung naik ke van, alhamdulillah dapet semriwing AC juga, setelah hampir 2 jam muter muter kepanasan.



Diatas shuttle bus menuju Japanese Village


Didepan Japanese Village 

Selanjutnya kami akan mengunjungi Genting Highlands, dengan jarak tempuh kurang lebih satu jam kami tiba di Terminal Skyway Building jam 2 siang, di drop Thomas dan janjian lagi di tempat yang sama jam 4 sore, menaiki tangga eskalator hingga lantai 4 yang merupakan  tempat keberangkatan Awana Sky Cable Car tersebut. Di sekitar mesin tempat pembelian tiket cable car, kami di datangi oleh seorang sales Resort World Genting, menawarkan kartu member RWG yang akan digunakan untuk membeli tiket cable car, dia meminta data paspor dan mengisi sebuah form keanggotaan, lalu memberikan sebuah kartu member RWG secara cuma cuma. Kami membeli tiket cable car seharga RM 16 return. Cara beli tiket nya, masukkan kartu keanggotaan kedalam mesin, pilih rute dan jenis cable car (biasa atau lantai kaca), nanti akan diminta memasukkan uang tunai kedalam mesin. Setelah itu, akan keluar print tiketnya.



Di dalam cable car

Naik cable car ini kita harus gerak cepat, karena kereta gantung nya ga berhenti sama sekali, dia akan terus berjalan perlahan menurunkan dan menaikkan penumpang di platform yang berseberangan. Masuk kedalam kereta gantung, mulai meninggalkan platform dan beranjak naik, saya mulai merasakan sensasi mendebarkan, pemandangan hutan dan bukit bukit jauh di bawah, 15 menit terasa lama untuk saya yang agak takut berada di ketinggian.



Didalam cable car

Akhirnya tiba di platform penurunan penumpang, kami mulai explore setiap lantai, di Genting Highlands ini banyak restoran dan gerai makanan franchise maupun lokal, dan tentunya Sky Casino yang terkenal di Asia Tenggara.


Sky Casino

Sky Avenue

Capek muter muter gedung dan foto foto, kami kembali menuju tempat naik cable car untuk balik ke lokasi drop point sama si Thomas. Pada saat balik, kami satu kereta dengan satu keluarga asal Malaysia, 5 menit perjalanan cable car tiba tiba  berhenti dan bergoyang goyang perlahan di atas ketinggian dengan view hutan belantara dibawah. Glekkk.. Dengan muka pucat, kami semua berdoa agar perjalanan ini aman dan lancar sampai di bawah. 3 kali kereta sempat berhenti, alhamdulillah akhirnya kami tiba di bawah dengan selamat, kata keluarga Malaysia di samping kita sih karena angin kencang membuat kereta gantung nya berhenti berjalan. Ngeriii... Dari lantai 4 turun lagi ke lantai 1, Thomas sudah menunggu di depan pintu masuk, Thomas ngajakin ke kebun Strawberry, tapi kita skip karena udah kelelahan dan lepek. Dari sini kita langsung menuju hotel untuk mandi dan bebersih.

Sampai hotel jam 5 an, kami dan si bos janjian di lobby hotel jam 7 untuk makan malam dan melihat I-City yang merupakan kawasan wisata dengan teknologi lampu lampu digital canggih. Jam 7 di depan hotel Thomas sudah menunggu, kami menuju I-City di daerah Shah Alam, perjalanan sekitar 1 jam lebih diiringi hujan lebat, perpaduan lelah dan dingin bikin saya tidur sepanjang perjalanan, saat tiba di I-City hujan gerimis dan kami makan malam di gerai KFC yang masih berada di dalam komplek ini. Rasa saus sambal di KFC Malaysia jauh berbeda dengan KFC Indonesia, pedas manis dan ada biji cabenya, saya lebih suka rasa saus sambal di Indonesia. (bukan karena saya warga negara Indonesia yaa) Setelah makan, saya bersama Fanny dan Rani memisahkan diri dari rombongan, kami masuk ke KK Mart buat nyari minuman bubuk Milo dan Ovaltine buat dibawa pulang ke Indonesia, memang Milo Malaysia rasanya lebih nyoklat daripada Milo Indonesia.



I-City

I-City


I-City

Masuk ke kawasan I-City ini gratis, tapi untuk mencoba wahana seperti rollercoaster atau 4D simulator bayar di depan pintu masuk masing masing wahana. Kita foto foto gratis aja di depan pohon pohon digital. Jam 10 kita balik ke hotel dan naro belanjaan dari KK Mart tadi. Karena ini malam terakhir kami di KL, kami berenam lanjut nyusurin jalan bukit bintang lagi, keluar masuk toko pakaian, masuk ke store Miniso lagi dan Chocolate Boutique yang di bukit bintang, nambah beli coklat buat oleh oleh. Jam 11 an kami balik ke hotel, di perjalanan mampir ke Watson beli minyak Kwan Loong yang berkhasiat buat hilangin pegel pegel secara kilat. Cuss langsung borong buat orang tua di kampung. Minyak ini direkomendasikan oleh si bos. Mampir lagi di Seven Eleven dekat hotel, beli es krim milo 2 kotak. Nyampe kamar, makan es krim, packing, mandi, oles oles kwan loong dan tepar.


Good morning Kuala Lumpur.. (Day 04)

Hari yang cerah, pegel pegel semalem beneran ilang berkat si kwan loong (top markotop), mandi dan final packing, hari ini adalah terakhir kami di KL, jam 9 pagi kami check out hotel dan beli sarapan di Seven Eleven dekat hotel, menu nasi goreng dan air mineral, kita makan di lobby hotel sambil menunggu Thomas jemput. Perjalanan menuju KLIA2 sekitar 1 jam, tiba di bandara kami punya waktu muter muter di lantai 3, keluar masuk toko dan gerai, alhasil dapet kue pisang harga sekitar RM 2.80, lumayan gede, rasanya legit dan kerasa banget pisangnya. Nyesel cuma beli 2, karena enaakk, lupa merek nya apa.



Terminal keberangkatan KLIA2

Pesawat kami berangkat pukul 13.50 waktu lokal, sekitar jam 12 kita check in dan drop bagasi di counter Air Asia, antrian cukup panjang dan ramai. Proses imigrasi pun berjalan lancar. Kami dapat gate Q 19, gate paling belakang dan paling ujung, berjalan cepat sekitar 20 menitan, kami tiba di ruang tunggu, 15 menit duduk di ruang tunggu, panggilan naik pesawat dan saya dapat seat di jendela lagi.


View from the sky

Good bye Malaysia, see you again soon...

Perjalanan kurang lebih dari satu jam, pesawat mendarat mulus di BIM. Tiba di bandara Indonesia ternyata harus mengisi kartu kedatangan, kok agak ribet ya Indonesia. Hehe.. Proses imigrasi di BIM berjalan lancar, tetapi ada yang agak ngeselin, banyak orang mengatakan orang Indonesia suka serobot antrian, ternyata hal itu juga terjadi di BIM untuk kedatangan internasional. Antrian saya di serobot saat menoleh sebentar ke belakang, oleh seorang ibu ibu dan anaknya yang mungkin udah umur 20 an juga. Wahh parah yaa, memang budaya antri masih kurang tertanam. Geleng geleng aja deh

Dari konter imigrasi, ambil bagasi, menuju pintu keluar, naik Damri turun di depan Plaza Andalas, sambung naik taksi menuju kosan. Haii room sweet room..


Sampai ketemu di postingan saya selanjutnya ya.

Terimakasih



Senin, 06 November 2017

Pengalaman pertama kali liburan keluar negeri.. (Part 1)

Assalamualaikum

Pengalaman saya pertama kali keluar negeri adalah ke negara Malaysia, tepatnya 2 kota yaitu Kuala Lumpur dan Melaka.


Berawal pada bulan November 2016, bos di kantor tempat saya bekerja mengajak seluruh staff (6 orang doank sih) untuk berlibur 4 hari ke Malaysia, yang tentu saja di sambut riuh dan excited oleh kami yang semuanya sama sekali belum pernah keluar dari Negeri Indonesia tercinta ini.


Di bulan Desember 2016, saya dan teman teman kantor lainnya mulai melengkapi dokumen untuk pengurusan paspor.

Prosesi pembuatan paspor baru di Kantor Imigrasi Padang berjalan lancar, cerita tentang seharian di Kantor Imigrasi akan saya posting pada postingan selanjutnya ya.😉

Setelah paspor selesai, kami (saya dan teman kantor) mulai hunting tiket pesawat murah dari dan menuju Kuala Lumpur , pastinya Air Asia donk karena satu satunya rute penerbangan internasional dari Bandara International Minangkabau Padang adalah menuju Kuala Lumpur International Airport (KLIA2). Kami mendapatkan tiket pulang pergi Padang-Kuala Lumpur seharga 600 ribuan, belum termasuk bagasi.


Paspor dan tiket sudah ditangan, berbekal blog walking dan tentu saja basic kerjaan saya (tour planner), kami mulai menyusun itinerary perjalanan selama 4 hari 3 malam (14-17 April 2017).


Kira kira beginilah final itinerary kami :


14 Apr '17 : Airport menuju Melaka, Stadhuys, Red Square, Afamosa porta de santiago, Maritime Museum, Taming Sari Tower, Jonker Street, Melaka River Cruise


15 Apr' 17 : Melaka menuju Kuala Lumpur, National Mosque, Dataran Merdeka, KL City Gallery, Petailing Street, China Town, Central Market, Bukit Bintang


16 Apr '17 : Petronas Twin Towers, Batu Caves, Genting Highland, Awana Sky Cable Car, Colmar Tropicale, Japanese Village, I-City


17 Apr' 17: Hotel menuju airport



Good morning Minangkabau.. (Day 01)


Tibalah pada hari keberangkatan kami tanggal 14 April 2017. Pagi hari sekitar pukul 6, saya di jemput oleh Rani salah satu teman kantor untuk berangkat bareng ke bandara yang berjarak sekitar 20-25 menit berkendara dari pusat kota.


Sesampai di bandara, kami mulai melakukan check in dan drop bagasi. Saya membawa satu koper kecil yang dimasukkan ke bagasi dan satu tas slempang kecil berisikan paspor, dompet, hp dan printilan kecil lainnya yang akan di bawa ke kabin.



   
Sebelum naik pesawat



Di dalam pesawat Air Asia

Proses check in dan imigrasi berjalan lancar, paspor saya di cap oleh petugas imigrasi tanpa pertanyaan, kami masuk ke ruang tunggu di lantai 2, pesawat akan berangkat pukul 08.30 WIB, di ruang tunggu saya menyempatkan sarapan dengan Roti Boy yang sebelumnya saya beli di dekat area keberangkatan lantai 1. Sekitar jam 8 penumpang di minta memasuki pesawat, keberangkatan lebih cepat daripada schedule, satu jam perjalanan dan pesawat mendarat di KLIA2 dengan mulus. 



Terminal kedatangan KLIA2

Pesawat yang saya tumpangi pagi itu penuh karena ada beberapa rombongan tour, sedangkan rombongan kami berjumlah 10 orang, 6 orang staff kantor dan 4 orang lagi merupakan bos dan anggota keluarganya.


Jarak dari garbarata pesawat menuju imigrasi cukup jauh, sekitar 15-20 menit berjalan kaki. Konter imigrasi di KLIA2 ini cukup banyak, dan juga ada konter khusus pemegang paspor ASEAN, sehingga tidak membuat antrian mengular panjang. Hari itu bandara cukup ramai, proses imigrasi berjalan lancar, saya di layani oleh petugas imigrasi berwajah melayu dengan mimik muka serius.





KLIA2

KLIA2

Dari konter imigrasi, kami berjalan lagi menuju tempat pengambilan bagasi, bandara KLIA2 sangat besar, saya sempat kebingungan mencari teman lainnya saat saya mampir ke toilet sebentar.

Di area penjemputan, van sudah menunggu, seorang driver bernama Thomas yang akan menemani perjalanan kami selama 4 hari kedepan. Karena pergi bersama bos, tentunya tidak khawatir dengan transportasi, bos sudah menyewa van sebelum kami berangkat kepada salah satu partner kerja di kantor.

Van menuju kota Melaka, di perjalanan kami mampir di semacam food court untuk makan siang, saya memesan nasi dengan ayam goreng dan sambel, saya kurang cocok sih dengan sambel ala malaysia di food court itu, agak hambar, tidak pedas dan kurang nampol dilidah.

Dari bandara ke kota Melaka di tempuh sekitar 2 jam perjalanan, tiba di kota Melaka, kami langsung di drop di area Stadhuys, kawasan yang bersih dan ramah pejalan kaki, taman yang di kelilingi beberapa bangunan berwarna merah, di seberang nya ada jalan setapak untuk menyusuri sungai melaka, jonker street juga tidak jauh dari sana, tapi karena masih siang jadi belum banyak stand pedagang yang berjualan di sepanjang jalan.


Red Square Melaka


   
Queen Victoria's Fountain


Stadhuys

Saya menyempatkan berfoto di mural Kiehl's yang instagramable dan juga Hard Rock Cafe Melaka. Yang paling saya sukai di area ini adalah kincir angin ala ala Belanda yang berada di seberang jalan bangunan merah dan es krim rasa durian seharga RM 2 yang dijual seorang bapak tua di tengah taman.


Jonker mural


Kincir ala Belanda


Hard Rock Cafe Melaka


Beberapa jam menghabiskan waktu disekitar area bangunan merah, tujuan selanjutnya adalah Maritime Muzium, museum berbentuk kapal berwarna coklat tua, membayar tiket masuk seharga RM 15, di dalam museum menampilkan diorama dan sejarah negara Malaysia. Tak jauh dari sana kami mengunjungi Afamosa porta de santiago, sisa gerbang benteng Portugis yang paling tua di Asia dan menunaikan sholat ashar di Mesjid Selat Melaka yang megah.


        
Maritime Muzium



Bagian dalam Maritime Muzium


Masjid Selat Melaka

Tak terasa sudah sore, kami menuju hotel untuk check in. Di perjalanan kami melihat Taming Sari Tower, tapi memutuskan untuk tidak naik karena biaya tiket masuk yang kurang worth it dengan pemandangan siang hari. Taming Sari Tower merupakan menara observasi setinggi 110 meter dengan dek, kita dapat menikmati pemandangan kota melaka dari ketinggian.

Kami menginap di Swiss Garden Hotel, hotel mempunyai akses langsung ke The Shore Shopping Mall, lokasinya dekat dengan sungai melaka dan jonker street. Setelah proses check in dan di berikan key card, kami menuju kamar di lantai 18 dengan membawa koper masing masing. Kamar yang bagus dan nyaman, saya mendapat kamar dengan view bangunan tinggi sekitar hotel. Koneksi internet di hotel ini bagus dan kencang, saya bisa mengabari anggota keluarga di Indonesia dengan lancar jaya, saya memang tidak membeli kartu perdana Malaysia karena harganya kurang ramah di kantong hahaha.


Kamar saya & fanny di Swiss Garden

Setelah mandi dan berganti pakaian, kami keluar hotel untuk makan malam dan mengikuti tour Melaka River Cruise. Thomas sudah menunggu di lobby hotel. Kami makan malam di Amboi Nyonya, menu masakan nya enak dan cocok di lidah saya. Selesai makan, kami menuju sungai melaka untuk menaiki river cruise, tiket masuk sekitar RM 20, mendapatkan snack berupa cornflakes dan jus kotak, worth it untuk pemandangan yang saya saksikan malam itu, kami berlayar sekitar 45 menit menyusuri sungai melaka yang di sepanjang sungai tampak bangunan tua dan hotel hotel berbintang berpadu cantik dengan lampu lampu yang terkesan romantis. Sepanjang perjalanan di putar rekaman suara yang bercerita tentang sejarah kota Melaka di masa lampau.  Insyaallah akan kembali lagi kesini bersama pendamping hidup saya kelak, amiiin.



Amboi Nyonya Restoran


Sungai Melaka

Becak khas kota Melaka

Turun dari kapal, kami menutup hari yang melelahkan tapi menyenangkan dengan menyusuri Jonker Walk atau Jonker Street. Di sepanjang jalan sudah di penuhi stand penjual, mulai dari cemilan, minuman olahan dan souvenir hingga oleh oleh khas melaka. Turis dari berbagai ras dan negara memadati lokasi ini. Saya membeli beberapa souvenir seperti gantungan kunci dan magnet kulkas. Harga souvenir berbeda di setiap stand, saya mendapatkan gantungan kunci isi 6 seharga RM 10, sedangkan teman saya mendapat harga RM 8 dengan jenis yang sama. Puas dan lelah berjalan, kami memutuskan kembali ke hotel dengan berjalan kaki, sempat tersesat dan bertanya petunjuk arah kepada beberapa penduduk lokal, akhirnya kami tiba di hotel dan beristirahat untuk petualangan hari esok.

Karena cerita perjalanan hari pertama ini cukup panjang, maka cerita perjalanan hari kedua sampai hari terakhir akan saya tulis pada postingan selanjutnya.

Semoga teman teman tidak bosan mengunjungi blog saya, cerita perjalanan part 2 akan di publish secepatnya.

Salam kenal dan silahkan meninggalkan komentar untuk masukan atau mungkin ada pertanyaan.

Terimakasih




Singapura dengan sejuta cerita.. (Part 2)

Assalamualaikum... Maafkan saya ya, karena part 2 yang berjeda cukup lama. Mari kita lanjut cerita hari kedua. Day 2 : 10 Febr...