Jumat, 18 Januari 2019

Singapura dengan sejuta cerita.. (Part 1)

Assalamualaikum...



Masjid Sultan

Bermula dari undangan seminar Indonesia Air Asia di Hotel Grand Inna Padang pada tanggal 18 Januari 2018. Karena pada saat hari H saya lumayan banyak kerjaan dan quotation, maka kantor tidak mengirim perwakilan untuk seminar tersebut. Tanggal 03 Februari 2018, bos dihubungi oleh perwakilan Air Asia agar mengirim satu perwakilan untuk mengikuti Fam Trip Pdg-Sin-Pdg pada 09-12 Februari 2018. Karena si bos ada urusan lain, maka saya lah yang dikirim untuk mengikuti acara tersebut. Acara ini merupakan kerjasama Indonesia Air Asia dengan Singapore Tourism Board (STB) untuk pengenalan wisata halal di Singapura beserta merayakan di buka nya rute baru Air Asia direct dari Padang tujuan ke Singapura, mitra dari tour & travel dan wartawan dari beberapa surat kabar juga diundang..Tanggal 05 Februari 2018, saya dikirimi email rundown acara beserta tiket pesawat pulang pergi. Cukup dadakan sih, but it's okay.

Day 1 : 09 Februari 2018

Setelah packing light di malam harinya, jam 8 pagi saya tiba di Bandara Internasional Minangkabau (BIM). Sehari sebelumnya saya diundang ke Group WhatApp Fam Trip ini, berdasarkan informasi dari admin group kami diminta berkumpul di CFC BIM untuk perkenalan sesama peserta dan juga breakfast bersama beserta pembagian kaos seragam yang akan dipakai saat tour esok hari nya.



Breakfast @ CFC BIM

Selesai sarapan, kami menuju counter check in untuk drop bagasi, naik ke lantai 2, cap paspor di konter imigrasi dan duduk di ruang tunggu. Kami di beri briefing singkat oleh pimpinan STB dari Jakarta dan juga oleh perwakilan dari Lily Tour & Travel Jakarta yang mengurus semua keperluan tour dan akomodasi semua peserta nantinya. Tiba panggilan untuk menaiki pesawat, di depan pintu garbarata menuju pesawat, disambut oleh pengalungan bunga oleh staff bandara yang berpakaian khas Minangkabau. Beberapa kali foto bersama, hingga kami semua menaiki pesawat.



Foto bersama di BIM


Meal on board


Tiba di Changi International Airport pukul 11.55, kami mendarat di Terminal 4 yang masih sangat baru. Disambut oleh perwakilan Air Asia dan STB , kami pun di ajak berfoto bersama kembali untuk dokumentasi.



Foto bersama di Changi International Airport

Terminal 4


Changi International Airport

Menuju tempat pengambilan bagasi dan proses cap paspor di konter imigrasi berjalan cepat dan lancar. Setelah itu, di arrival hall beberapa peserta mampir ke money changer di bandara untuk menukarkan IDR ke SGD, saya sendiri sudah menukarkan SGD di Vito money changer Padang untuk kebutuhan pribadi, disamping itu saya juga sudah dikasih uang saku oleh kantor. Beberapa peserta juga membeli kartu perdana provider milik Singapura agar dapat tetap terhubung dengan keluarga dan kolega. Sedangkan saya sendiri, karena perjalanan ini termasuk dinas kantor sebelum berangkat nomor seluler saya sudah didaftarkan paket roaming oleh si bos. 



Money changer


Wefie pertama dengan peserta lain

Tiba di pintu kedatangan, kami sudah disambut oleh Ibu Azizah sang guide yang akan menemani kami 3 hari kedepan. Ibu Azizah adalah warga negara asli Malaysia yang juga fasih berbahasa Indonesia. Kami pun menaiki bus pariwisata yang sudah disiapkan, sekitar 20 menit perjalanan kami tiba di Kampong Glam untuk explore Masjid Sultan dan Haji Lane yang terkenal. Karena hari Jum'at, peserta lelaki menunaikan Sholat Jum'at berjamaah di Mesjid Sultan sembari para perempuan keliling cari spot berfoto di sekitarnya.


Masjid Sultan


Masjid Sultan


Masjid Sultan


Haji Lane

Setelah berkumpul kembali di titik kumpul yang udah di sepakati sebelumnya, kami diajak makan siang ke Hjh.Maimunah Restaurant, salah satu restoran halal di Singapura. Menunya di hidang mirip seperti Indonesia, ada ayam goreng, telor goreng dan beberapa jenis sayuran.




Hjh.Maimunah Restaurant


Hjh.Maimunah Restaurant

Selesai makan, kami menuju Pulau Sentosa. Tujuan pertama The Maritime Experiential Museum, Singapura merupakan negara maritim yang dulunya terkenal dengan pelabuhan dan salah satu pusat perdagangan dunia. Di museum ini, kita bisa melihat sejarah kemaritiman negara Singapura, berbagai macam jenis miniatur kapal di jaman dahulu, seni mengikat simpul, dan juga belajar navigasi.



The Maritime Experiential Museum


The Maritime Experiential Museum


The Maritime Experiential Museum


The Maritime Experiential Museum


The Maritime Experiential Museum


The Maritime Experiential Museum

The Maritime Experiential Museum


The Maritime Experiential Museum

Yang paling menarik adalah Typhoon Theatre, ruangan dengan tempat duduk dan layar proyektor,bercerita seakan diatas kapal abad ke-9 dilengkapi simulasi special effect, berasa seperti benar benar sedang berlayar, di akhir cerita kapal akan dihantam badai yang dahsyat dan kapal karam di lautan. It feels sooo real !! Terutama saat kapal dihantam badai kita benar benar di siram percikan air layaknya badai di kapal sungguhan dan saat kapal tenggelam kursi yang diduduki benar benar turun kebawah. Looks like lift down, Singapore memang tidak main main membuat sebuah tempat wisata.



The Maritime Experiential Museum

Puas di siram di Typhoon Theatre, kami berpindah ke SEA Aquarium, masih satu lokasi berdekatan dengan The Maritime Experiential Museum, tempat wisata disini terintegrasi satu sama lain, sehingga mudah di akses dengan berjalan kaki.



SEA Aquarium


SEA Aquarium

Akuarium ini merupakan salah satu akuarium terbesar di dunia. SEA Aquarium memiliki sekitar 100.000 hewan laut dengan 800 species, saking besarnya akuarium ini memiliki 49 ruangan yang dibuat menyerupai habitat asli species laut tersebut. Boleh dibilang SEA Aquarium adalah salah satu miniatur dunia bawah laut terbaik buatan manusia.



SEA Aquarium

Disini saya menikmati waktu untuk memanjakan mata melihat indahnya dunia bawah laut buatan milik Singapura. My heart felt in love to jellyfish yang bisa berubah warna warni. Unyu menggemaskan, tapi sangat beracun. Cerita dari guide nya, jika sempat tersengat, bisa menyebabkan lumpuh bahkan kematian. Si unyu yang mematikan haha



SEA Aquarium

Tonton video pendek si ubur ubur unyu






Keluar dari SEA Aquarium, kami berjalan menuju Trick Eye Museum, berisi puluhan spot foto yang dilengkapi teknik ilusi yang membuat gambar 2 dimensi menjadi hidup. Saat masuk, kami diminta untuk mengunduh TrickEye App untuk mendapatkan hasil foto dengan ilusi.





Trick Eye Museum

Trick Eye Museum

Hasil foto dari TrickEye App berbeda dengan hasil foto dari kamera hp biasanya. Puas berfoto sana sini, kami menuju bola dunia bertuliskan Universal yang berada di depan Universal Studio Singapore, ini merupakan spot foto wajib saat berada di Resort World Sentosa.




Universal Studio Singapore

Kami ga masuk ke wahana USS dikarenakan waktu sudah senja, peserta yang muslim melaksanakan jamak sholat di basement RWS, setelah itu kami melanjutkan makan malam di Good Old Days lokasi masih di sekitaran RWS, makan malam bertema dinner buffet dengan sistem makan sepuasnya. Saya tidak sempat foto foto karena sudah kalap milih milih makanan :D




Good Old Days Sentosa

Waktu menunjukkan pukul 19.00, kami menuju lokasi pertunjukan Wings of Time (WOT), merupakan pertunjukan yang menampilkan water display, laser show, fire effect, music dan tentu saja menakjubkan. Show canggih ini berdurasi 30 menit dan memanjakan mata, klimaks nya semua elemen, air, api, laser dan tentu saja fireworks sebagai penutup pertunjukan yang spektakuler.



Menunggu pertunjukan dimulai


Wings of Time


Wings of Time


Wings of Time


Wings of Time


Wings of Time

Selesai show ini saya merasa sangat bahagia dan terhibur. It was really fun..Sudah pukul 8 malam, kami naik lagi ke bus dan di antar menuju Park Hotel Farrer Park berlokasi di Little India. Proses check in oleh guide berjalan cepat, kami dibagikan key card  dengan kamar based on twin sharing. Saya mendapat kamar di lantai 10 dan sekamar dengan ibu pemilik salah satu tour travel di Padang.



Reception desk @ Park Hotel


Kamar twin bed

Naik lift ke lantai 10, masuk kamar, saya beberes barang bawaan dan mandi. And wow, the smell of their toiletries it was so soothe.



Toiletries @ Park Hotel

Setelah mandi dan mengabari anggota keluarga di Indonesia, saya tidur untuk recharge energi buat tour panjang esok harinya.


Goodnight dan sampai jumpa besok.



Senin, 14 Januari 2019

Lembah Harau yang semakin menarik minat pengunjung

Assalamualaikum..


Perahu yang dapat disewa

Sambungan dari postingan sebelumnya.

Perjalanan dari Baso menuju Payakumbuh berjalan lancar dan tidak ada macet berarti, hanya saja disaat jalan masuk menuju tempat wisata Lembah Harau sangat macet, bayangkan saja jalan setapak tanpa bibir jalan aspal digunakan sebagai jalan 2 arah, mulai dari motor hingga bus pariwisata melewatinya. Jarak yang hanya sekitar 1km kami tempuh dalam waktu satu jam. Kami pun tiba di lokasi wisata jam 2 siang.

Ikon wisata baru di Lembah Harau berupa pohon mati ala musim gugur dan dibelakang nya bangunan warna bata menambah suasana ala Eropa. Banyak juga pengunjung yang merasa seperti di Korea Selatan, sampai memakai hanbok untuk berfoto.  Tapi karena bejibun nya pengunjung dan tidak ada budaya antri untuk berfoto (seperti di tempat wisata luar negeri, agar hasil foto bisa maksimal) , kami tidak mendapatkan hasil foto yang bagus. Akhirnya kamipun memakai jasa salah satu fotografer yang telah menawari kami daritadi haha



Hasil fotografer


Difotoin temen


Hasil wefie


Lembah Harau 

Disekitar area ada banyak penjual dadakan, mulai dari minuman, roti bakar hingga popmie. Masih di area yang sama, kita juga bisa menyewa perahu kayu untuk dikayuh di sungai kecil didalam area ini. Kami tidak mencoba naik, karena melihat perahu mudah terbalik jika kita tidak bisa menjaga keseimbangan saat mendayung. Toilet umum lumayan bersih hanya saja kurang banyak menyebabkan antrian panjang.




Lembah Harau
Dresscode : Putih 😋


Lembah Harau 


Lembah Harau

Pukul 4 sore kami menuju pulang dan seperti saat masuk tadi, keluar pun memakan waktu 1 jam lebih, bahkan ada bus pariwisata yang roda nya tergelincir ke bibir aspal yang masih tanah lembek. Semoga pemerintah setempat, dapat memperlebar jalan akses masuk, agar pengunjung lebih  nyaman.



Terimakasih sudah membaca dan sampai ketemu di cerita jalan jalan saya selanjutnya.




Note :

Saat saya posting, sudah satu tahun berlalu sejak kami mengunjungi Lembah Harau. Informasi dari beberapa teman, jalan menuju Lembah Harau sudah diperluas dan banyak tambahan spot wisata lainnya.Cmiw :)





Singapura dengan sejuta cerita.. (Part 2)

Assalamualaikum... Maafkan saya ya, karena part 2 yang berjeda cukup lama. Mari kita lanjut cerita hari kedua. Day 2 : 10 Febr...