Maafkan saya ya, karena part 2 yang berjeda cukup lama. Mari kita lanjut cerita hari kedua.
Day 2 : 10 Februari 2018
Sekitar jam 7 pagi kami turun ke lantai 5 hotel untuk sarapan, di restoran bernama Blue Jasmine ini menyajikan pilihan menu breakfast yang sangat beragam. Menu di restoran ini halal ya, bisa jadi referensi dan rekomendasi hotel saat kamu para muslim mengunjungi Singapura. Sebagai pemanasan, saya memilih cereal cornflakes dan diikuti dimsum dengan beberapa lembar daging ham plus mashed potato.
Breakfast @ Park Hotel |
Buddha Tooth Relic Temple & Museum |
Kuil kuno dan bangunan modern yang kontras |
Karena masih pagi, di China Town kami hanya berfoto bersama berlatarkan Buddha Tooth Relic Temple & Museum. Lalu mengambil beberapa foto di dinding mural dekat tangga.
Foto bersama di Chinatown |
Chinatown Singapore |
Salah satu mural di Chinatown |
Selesai berfoto kami kembali ke bus dan menuju Hotel Boss di kawasan Bugis untuk inspeksi pengenalan tipe kamar dan fasilitas dalam hotel.
View dari salah satu kamar di Hotel Boss |
View dari kamar lainnya |
Tiba di Hotel Boss, kami diajak berkeliling hotel oleh seorang marketing hotel yang menyambut kedatangan kami di lobby. Ini merupakan salah satu rundown acara, yang dengan harapan bersama dapat menambah wisatawan Indonesia untuk datang ke Singapura dan menginap di Hotel Boss. Sebenarnya kami juga dijadwalkan inspeksi ke Hotel Marina Bay Sands, tetapi batal karena sepertinya pihak hotel cukup sibuk. Kembali ke Hotel Boss, lokasi hotel cukup strategis, berada di tepi jalan raya dan dekat dengan Mesjid Sultan dan Bugis MRT Station. Fasilitas cukup lengkap, ada kolam renang outdoor dan juga ada banyak restoran tepat disamping hotel.
Spot di kolam renang Hotel Boss |
Souvenir dari Hotel Boss |
Keluar hotel jam menunjukkan pukul 12 siang, kami langsung makan siang ke restoran The Banana Leaf Apolo, populer dalam menyajikan makanan khas India Selatan dan sesuai namanya restoran ini terkenal dengan makanan yang disajikan langsung diatas daun pohon pisang asli. Tapi entah kenapa saat itu kami disajikan makan hanya diatas piring berbahan melamin yang bermotif daun pohon pisang. Apakah pada saat kami datang daun pohon pisang nya sedang habis dan belum restock ya? Entahlah 😂 Sampai sekarang saya belum tahu jawabannya, saat itu juga tidak kepikiran untuk menanyakan perihal itu kepada guide karena terlanjur excited dengan penampakan nasi briyani dan ayam khas India nya hahaha
Piring bercorak daun pohon pisang |
Nasi briyani komplit dan kerupuk bernama "papadum" |
Selesai makan besar di Banana Leaf 😅 kami melanjutkan perjalanan menuju Little India. Sama halnya dengan di China Town, Little India adalah tempat berkumpulnya etnis India, disini pedagang tradisional India juga berdampingan dengan toko toko dan restoran modern.
Little India |
|
Bangunan kuno dan bangunan modern |
Little India merupakan salah satu distrik paling ramai di Singapura, disini kamu bisa mengeksplorasi kuil akulturasi Hindu dan Tionghoa, mesjid dan gereja yang berdampingan dan saling menghargai satu sama lain. Kami menyusuri gang dan lorong untuk menemukan mural sebagai latar foto.
Mural di Little India |
Mural di Little India |
Puas mengambil foto di Little India yang semarak, kami lanjut menuju ikon kota Singapura, apalagi kalau bukan Patung Merlion, tempat berkumpulnya turis dari seluruh penjuru dunia, katanya belum ke Singapura jika belum berfoto disini.
Marina Bay Sands Singapore |
Merlion Singapore |
Foto bersama |
Gardens by the Bay |
Taman kota yang sangat luas ini mencakup lebih dari 101 hektar lahan reklamasi. Gardens by the Bay menawarkan suguhan taman bunga luas dengan puluhan ribu spesies. Terdiri dari dua area utama, Bay South Garden dan Bay East Garden. Bay South Garden adalah kebun raya terbesar diantara yang satunya lagi.
Bay South Garden |
Happy Lunar New Year |
Dekorasi taman bertemakan Imlek |
Flower Dome |
Di Flower Dome ini terhampar sekitar 30.000 jenis bunga dari 150.000 spesies berbeda yang diambil dari seluruh dunia. Suhu di ruangan rumah kaca ini kering namun tetap sejuk disesuaikan dengan suhu yang dibutuhkan bunga bunga. Flower Dome ini ditata sedemikian rupa menyerupai taman taman Mediterania yang luas dan indah. Disetiap jenis bunga berisikan info lengkap bunga seperti nama dan negara asal bunga.
Bunga di Flower Dome |
Bunga di Flower Dome |
Bunga di Flower Dome |
Bunga di Flower Dome |
Bunga di Flower Dome |
Flower Dome |
Jangan lewatkan juga Supertrees yang sangat besar disini, kebun raya vertikal berbentuk pohon ini tingginya sekitar 9-16 lantai. Berjalan di jembatan gantung yang bernama OCBC Skywalk, jembatan ini menghubungkan dua Supertrees untuk menikmati pemandangan kebun raya dari atas, walaupun saat berjalan diatas jembatan bikin deg degan karena angin yang lumayan kencang. Katanya pada malam hari biasanya akan ada koreografi cahaya dan suara di Garden Rhapsody diantara Supertrees, tapi sayang kami mengunjunginya pada siang hari. Semoga kapan kapan bisa balik kesini lagi.
View dari atas jembatan gantung antar Supertrees |
Satu lagi yang unik di Garden by the Bay adalah Cloud Forest. Tumbuh tumbuhan didalam rumah kaca dengan suhu yang sejuk, ada sebuah replika gunung setinggi 35 meter diselimuti kabut dan tanaman yang rimbun menyerupai hutan tropis mengelilingi air terjun buatan dalam ruangan tertinggi di dunia. Kabut dan hawa dingin buatan didalam dome ini menambah kesan hutan yang sejuk dan asri. Kecantikan alami kebun raya yang diwujudkan Singapura di dalam ruangan kaca. Singapura memang selalu maksimal dalam membuat sebuah tempat wisata. Super indahhh dan membuat terkesima setiap orang yang mengunjunginya.
Foto bersama |
Cloud Forest |
Cloud Forest |
Tak terasa, kami sudah menghabiskan waktu berjam jam di Garden by the Bay. Sudah jam 6 sore dan kami menuju Kublai Khan Mongolian BBQ Restaurant berlokasi di Clarke Quay untuk menikmati dinner.
Clarke Quay |
Kublai Khan |
Kublai Khan |
Kublai Khan |
Sekitar jam 8 malam kami diantar kembali kehotel, acara bebas dimalam kedua, ga capek karena seharian ga banyak jalan kaki, beberapa peserta bikin acara bebas berkelompok, ada yang keluar ketemuan dengan teman atau kenalan, ada yang jalan jalan sekitar hotel, saya dan 3 orang peserta lainnya memutuskan untuk mencoba sarana transportasi umum Singapura, yaitu Monarail Train (MRT).
Situasi didalam MRT |
Wefie didalam MRT Saya sempat sempatnya ganti baju wkwk |
Kami menginap di Park Hotel di kawasan Farrer Park, yang mana hotel ini terintegrasi dan ada akses langsung ke stasiun MRT Farrer Park. Kami belajar cara membeli tiket kereta di mesin tiket menuju stasiun MRT Orchard. Saat naik gerbong kereta yang kami naiki penuh, jadi kami berdiri hingga melewati dua stasiun. Tiba di Orchard Road, kami berjalan jalan dan berfoto disekitar distrik paling ramai di Singapura tersebut.
Orchard Road |
Orchard Road |
Orchard Road |
Kembali ke hotel dengan cara yang sama, sampai kamar, mandi, berkabar dengan anggota keluarga di Indonesia, lalu tidur mengisi energi untuk petualangan esok hari yang lebih berat. Kenapa berat? Iya beraaattt, silahkan nanti baca di part 3 ya, beneran gempor naudzubillah.
Selamat malam dan sampai jumpa di Part 3 😉